Rabu, 28 Oktober 2015

Biografi Mitch Lucker, vokalis Suicide Silence

Mitchell Adam "Mitch" Lucker (20 Oktober 1984 - November 1, 2012) 

[1] adalah seorang musisi Amerika dan vokalis / frontman untuk Silence Band Suicide.

[2]Musik karir.
Lucker pertama mulai tampil di garasi Band saudaranya, yang meliputi lagu Hatebreed ia tahu lirik ketika mereka membutuhkan vokalis. Lucker dan irama gitaris Chris Garza kemudian mulai Suicide Silence pada tahun 2002, band yang mulai terkenal sangat cepat. Awalnya, band ini memiliki dua vokalis, dengan Tanner Womack sepertinya band serta Lucker. Namun, ketika Womack dipecat, Lucker menjadi vokalis solo. Debut album band The Cleansing menjadi salah satu paling laris Century Media rilis dengan 7250 eksemplar terjual dalam minggu pertama. [Rujukan?] Album kedua mereka ada Waktu untuk Bleed dirilis pada tanggal 30 Juni 2009 album terakhir band ini untuk fitur Lucker, The Black Crown dirilis pada 12 Juli 2011. pada saat ini, lirik mulai kehilangan konten anti-agama sebelumnya yang kontroversial. Ketika ditanya oleh Kerrang! Lucker menjelaskan:  Aku tidak berusaha untuk menempatkan kepercayaan masyarakat bawah - ini tentang saya dan kehidupan saya. Ini adalah kepalaku retak terbuka dan menuangkan di atas kertas! Saya masih memiliki keyakinan yang sama dan pandangan yang sama, tapi aku lebih terbuka untuk semuanya. [...] Pada titik ini dalam hidup saya, saya tidak melihat kebaikan dalam membuat orang membenci Anda untuk sesuatu yang Anda katakan. Catatan ini adalah untuk semua orang. 

[3]Pengaruh. Dalam sebuah wawancara dengan The AU Wawancara, katanya band yang dipengaruhi dia ke dalam memulai sebuah band yang "Korn, Deftones, Slayer, Sepultura dan apa pun ayahku dibawa pulang." 

[4]Kehidupan pribadi. Lucker lahir pada tanggal 20 Oktober 1984 Dia dibesarkan di Riverside, California, dengan kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Ia menikah dengan Jolie Carmadella pada tanggal 8 Mei 2010, dan memiliki seorang putri. [Rujukan?] 

[5]Tato  Lucker yang santai dikenal untuk koleksi dan besarnya tato di tubuhnya menutupi nya lengan, badan, leher / tenggorokan, tangan, jari-jari dan bahkan wajahnya. Satu-satunya tempat ia menolak untuk pernah mendapatkan tato pada punggungnya. Dia menjelaskan ini dengan menyatakan "Aku suka melihat karya seni karena karya seni! [Setelah saya kembali tato akan] menjadi seperti memiliki sebuah lukisan mahal yang Anda tidak pernah bisa melihat. Seperti, 'Oh, aku punya lukisan ini indah, mahal, tetapi Anda tidak bisa melihatnya karena di rumah pamanku. "Tato Lucker telah di wajahnya adalah salah satu yang terakhir yang dia punya dilakukan. Tato adalah simbol kanji Jepang untuk kata "kekuatan".Tanda tangan hitam bar Lucker bahwa ia memiliki pada setiap jari-jarinya tato ditutup-tutupi. Tato jari asli dia di jari-jarinya adalah "FORXEVER". Lucker menyatakan bahwa ia menyaksikan terlalu banyak orang bantalan tato ini tepat, sebagai hasilnya ia memiliki bar hitam tato di setiap huruf. 

[6]Kematian.  Pada tanggal 1 November 2012, diumumkan oleh Orange County koroner Office yang Mitch Lucker telah meninggal hari itu dari luka yang diderita setelah kecelakaan sepeda motor di Huntington Beach, California. Kantor koroner mengatakan Lucker itu "dinyatakan meninggal di 06:17 Kamis di UCI Medical Center di Orange County". Satu laporan menyatakan bahwa Lucker jatuh motornya tak lama setelah 21:00 pada 31 Oktober saat itu  lucker berumur 28 tahun. 

[7]Aftermath.Pada malam tanggal 1 November, nyala lilin diadakan di memori Lucker di lokasi kecelakaan. Acara ini dihadiri oleh 300-400 orang, termasuk fans, teman-teman, dan anggota keluarga. Pada acara tersebut, istri Lucker ini, Jolie Carmadella, menyatakan bahwa ia telah mabuk pada saat kematiannya, dan bahwa ia telah memintanya untuk tidak meninggalkan rumah. Dia adalah seorang pemabuk, dan itu sudah pertempuran besar. Aku mencoba untuk menghentikannya. Aku berada di depannya memintanya untuk tidak meninggalkan rumah. Memintanya. "Hanya serius, bagi kami, tidak pergi." Dan dia melakukannya. Dan inilah yang terjadi ... Dia adalah seorang pria yang luar biasa. Dia adalah seorang ayah yang baik dan suami yang besar. Dan sekarang dia akan kehilangan menonton [putrinya lima tahun] Kenadee tumbuh, karena dia memutuskan untuk minum dan naik.  Suicide Silence Nya bandmates menggelar acara memorial bertajuk "Ending Apakah Beginning" pada tanggal 21 Desember 2012, yang berlangsung di Teater Fox di Pomona, CA Ini melayani untuk manfaat biaya pendidikan masa depan Kenadee Lucker ini. Band ini juga telah memulai Kenadee Lucker Dana Pendidikan dan terus mempromosikan sumbangan terhadap putri Mitch. 

[8]Diskografi.

Suicide Silence

  • Suicide Silence - EP (2005)
  • The Cleansing (2007)
  • No Time to Bleed (2009)
  • The Black Crown (2011)
  • You Can't Stop Me (2014) - Posthumous, Lyrics Only
Commissioner
  • What Is? (2011)
Collaborations
  • "Predator; Never Prey" (featuring Mitch Lucker) – The Acacia Strain (2006)
  • "Classic Struggle" (featuring Mitch Lucker) – Winds of Plague (2009)
  • "We Are the Many" (featuring Mitch Lucker) – Caliban (2012)
  • "The Sinatra" (featuring Mitch Lucker) – My My Misfire
  • "Spit Vitriol" (featuring Mitch Lucker) - The Devastated (2012)

Liburan ke Gunung Prau ditengah minggu UTS

Setelah mengenal teman-teman kelas sejak bulan September 2013, kami baru menikmati liburan bersama-sama pada tanggal 27 Mei 2015. Namun, rencana liburan itu terwujud bukan ditengah suasana liburan, melainkan ditengah minggu-minggu pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS). Kesan pertama teman sekelas lainnya tentulah heran, karena mereka sibuk belajar sedangkan kami sebagian dari anak laki-laki di 2KA23 (kelas kami di semester 4) malah disibukkan dengan persiapan mendaki gunung hehehe... Ada banyak rencana kami liburan yang sudah dibicarakan jauh sebelum semester 4. Namun sayangnya belum ada satupun rencana "liburan besar" yang terwujud.

Akhirnya dengan segala bentuk persiapan baik mental maupun materi, kami semakin yakin bahwa satu-satunya kesempatan yang memungkinkan kami untuk berlibur hanya bisa dilakukan pada tanggal 27 Mei yang notabene pada saat itu kami tengah melaksanakan UTS. Mulai dari berdiskusi liburan apa yang tepat untuk melepas rasa penasaran kami yang menginginkan liburan bersama teman-teman sekelas, mencari referensi tempat untuk berlibur, menabung, dan kesana kemari meminjam peralatan dan perlengkapan kegiatan outdoor, kami akhirnya sepakat bahwa liburan yang tepat untuk kami adalah mendaki Gunung Prau di daerah Dieng, Jawa Tengah. Kami memilih destinasi tersebut karena salah satu dari kami, yaitu Fendi memiliki kampung halaman di daerah Wonosobo yang aksesnya menuju daerah Dieng menurut kami cukup masuk akal dan kegiatan akomodasi seperti tempat beristirahat, makan, juga transportasi memungkinkan kami untuk berlibur kesana.

Hari Pertama

Hari pertama memasuki kegiatan liburan masih kami lalui dengan rasa bingung karena kami pada saat itu juga belum menentukan dengan transportasi apakah kami bisa memulai perjalanan menuju kesana. Apakah menggunakan bus sehingga kami bisa langsung sampai di Terminal Banjarnegara dan memakan waktu perjalanan yang cukup lama, atau dengan menggunakan kereta sehingga lama perjalanan tidak mempengaruhi jadwal liburan kami. Namun, di hari itu kami harus memfokuskan diri untuk melaksanakan UTS mata kuliah Sistem Operasi di Kampus G, Depok. Maka dari itu kami untuk sementara memutuskan untuk mendiskusikan masalah transportasi liburan setelah kami menyelesaikan UTS. Akhirnya, kami memilih untuk naik kereta Serayu dengan tujuan Stasiun Purwokerto. Kami dengan yakin memilih kereta karena biayanya murah, makan terjamin, dan kami juga berpikir jika kereta transit atau berhenti beberapa stasiun sementara selama perjalanan, tentu dapat kami manfaatkan untuk nongkrong-nongkrong mengingat kami dikampus sehari-hari juga menghabiskan waktu dengan nongkrong.

Setelah kami menyelesaikan UTS, sesuai dengan yang direncanakan kami mengontak Enrico untuk segera pergi menuju Stasiun Senen untuk mengurus tiket kereta kami sebagaimana kami mempersiapkan semua bawaan kami. Setelah mengumpulkan KTP masing-masing dan uang, akhirnya tiket pun telah dipesan dan kami tinggal pergi ke Stasiun Senen untuk berkumpul. Karena pada hari itu saya tidak membawa motor, saya memilih untuk berangkat menuju kampus dengan Kereta Commuter Line dari Stasiun Manggarai bersama Fendi, Mungki, dan Chandika. Begitu juga ketika saya pulang. Saya dan Chandika memutuskan untuk menitipkan bawaan kami di rumah Mungki yang tak jauh dari Stasiun Manggarai agar kami berdua tidak usah bolak-balik ke rumah masing-masing untuk menghemat waktu. Setelah mengontak satu sama lain, akhirnya kami berkumpul di Stasiun Senen pada pukul 19.00 karena kereta kami akan berangkat pukul 21.00. Setelah memeriksa ulang bawaan, kami pun bergegas menuju peron. Sesampainya di gerbong, Fendi segera menuju WC. Namun, ada hal yang sempat membuat kami khawatir. Ada seorang ibu menghampiri kami dan menyerahkan dompet Fendi yang terjatuh yang mungkin terjatuh pada saat kami masuk ke gerbong, karena ibu tersebut menemukan dompet Fendi bukan di dekat kamar kecil. Tentu saja ketika Fendi kembali, teman-teman langsung menegurnya karena kejadian serupa sering terjadi padanya.

Setelah tiket diperiksa dan kereta berangkat, kami pun dengan cuek bercanda satu sama lain. Suasana gerbong kami pada saat itu berpenumpang sedikit. Alhasil, kami pun bercanda tanpa peduli dengan penumpang lain hingga ditengah perjalanan satu-persatu dari kami mulai terlelap. Pada saat itu saya mengalami hal tidak biasa. Karena dari pagi memulai aktivitas, hingga di kereta dalam perjalanan, saya tidak dapat memejamkan mata. Mengantuk pun tidak. Saya pun heran karena waktu telah menunjukkan pukul 3.30 dan hal ini cukup lucu mengingat di kelas, saya merupakan orang yang paling sering tertidur ketika kegiatan perkuliahan berlangsung. Namun perlahan, saya duduk dan tidak
lama kemudian saya pun tertidur.

Hari kedua

 Saat itu saya heran karena waktu saya bangun di pagi hari berikutnya, saya merasa kenapa orang-orang masih tertidur. Dan ketika saya melihat jam, ternyata waktu menunjukkan bahwa saat itu masih pukul 5.30. Saya pun kembali bingung, mengapa sulit sekali rasanya untuk memejamkan mata. Ketika saya terbangun, kereta kami sedang melintas daerah Cilacap. Saya pun menengok kearah jendela dan menikmati pemandangan matahari terbit diatas hamparan sawah-sawah. Jelas merupakan pemandangan yang jarang saya temui. Ketika beberapa teman saya mulai terbangun, saat itu kereta kami tengah berhenti di Stasiun Kroya, Jawa Tengah yang sedang memindahkan lokomotif kereta untuk menyesuaikan kepala kereta dengan rel yang menuju Purwokerto. Ada kejadian cukup lucu saat itu. Teman saya, Kun Siddiq yang baru saja bangun tidur langsung mencari minuman karena haus. Lalu ia melihat segelas kopi di bangku Rachman dan tanpa berbicara lagi, ia langsung menenggaknya. Tak lama kemudian terdengar suara mual darinya. Kami pun tidak dapat menahan tawa karena kopi yang diminumnya itu sudah dingin dan basi. Semua dari kami, kecuali Kun sendiri sebenarnya sudah tahu jika kopi tersebut adalah kopi yang kami pesan ketika kami hendak transit di Stasiun Purwakarta, Jawa Barat. Namun mungkin karena kami baru terbangun dari tidur dan tidak menyadari kalau kopi tersebut langsung disambar Kun sehingga tidak ada yang sempat memberitahu Kun kalau kopi tersebut sudah tidak enak untuk diminum. Tak lama setelah transit di Stasiun Kroya, kereta pun melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Purwokerto yang lokasinya tak jauh dari Stasiun Kroya. Akhirnya, kereta kami sampai di Stasiun Purwokerto. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Terminal Banjarnegara dengan kendaraan mikro (di Jakarta dikenal dengan Metro Mini). Ternyata di perjalanan menuju Terminal-lah saya baru bisa tertidur. Lamanya perjalanan pun membuat perut kami keroncongan sehingga ketika kami sampai di Terminal Banjarnegara, kami pun langsung bergegas mencari tempat makan karena kami sudah tidak dapat menahan rasa lapar. Selesai makan, saudara Fendi yaitu mas Siu yang akan menyediakan mobil sebagai transportasi akhirnya datang untuk menjemput kami dan mengantarkan kami menuju rumah neneknya Fendi di daerah Wonosobo. Setiba di rumah Neneknya Fendi, kami segera merebahkan badan yang cukup penat rasanya karena membawa carrier bag berukuran cukup besar di punggung kami. Di rumah Neneknya Fendi, kami disambut oleh keluarga Fendi dengan ramah dan mereka juga menyuguhkan teh hangat dan penganan untuk mengganjal perut kami. Setelah mengganjal perut, kami mencoba mengetes kompor outdoor dan merakit tenda yang dibawa sekaligus mempelajari jikalau nanti ketika kami berkemah ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi pada peralatan dan tenda kami. Ternyata kompor dapat menyala dengan baik dan tenda pun dapat berdiri dengan kokoh. Tanpa terasa, hari pun mulai sore dan kami ternyata belum mandi sejak pagi. Akhirnya kami memutuskan untuk mandi di parit saluran air di dekat masjid yang terletak tak jauh dari rumah Neneknya Fendi. Kami makin senang setelah mengetahui bahwa airnya jernih dan saluran tersebut tidak terdapat satu pun sampah yang mengalir maupun tersangkut di parit tersebut. Karena hal ini tidak dapat kami jumpai di Jakarta, tanpa berpikir panjang kami pun langsung menceburkan diri ke parit tersebut dan bergabung dengan anak-anak desa setempat. Selesai mandi, hari mulai mendekati maghrib dan kami pun kembali ke rumah neneknya Fendi. Ternyata ketika kami kembali ke rumah neneknya Fendi, kami sudah disiapkan makan malam oleh keluarganya Fendi. Namun, tak lama kemudian hujan turun cukup lebat dan listrik mulai padam. Setelah makan, menyalakan lilin dan mendengarkan lagu melalui handphone kami dan menikmati tenangnya suasana malam itu. Tak lama hujan berhenti, kemudian mas Siu datang dan mengajak kami agar menginap dirumah salah satu saudara Fendi, yaitu mas Bodro. Kami akhirnya memutuskan untuk menginap disana karena kami juga tidak ingin merepotkan neneknya Fendi dan lagipula letak rumah mas Bodro cukup dekat dari rumah neneknya Fendi. Sesampainya disana, kami juga diterima dengan baik oleh keluarga mas Bodro. Sama seperti di rumah neneknya Fendi, kami juga disuguhkan teh hangat dan penganan sebagai camilan juga mas Siu yang mengajak kami bermain PS. Waktu semakin malam dan kami mulai merebahkan tubuh diatas kasur.  Sebagian dari kami mulai tertidur, dan sebagian masih mengobrol dan merokok. Namun, ada hal yang menarik yang membuat kami tertawa saat itu. Saat itu suasana mulai sepi dan kami mengobrol dengan suara yang cukup rendah agar tidak mengganggu tuan rumah. Namun, ditengah sepi tersebut, teman kami, Pieter menelepon pacarnya. Menelepon seseorang memeng adalah hal yang wajar bagi kita. Tetapi yang berbeda adalah, suara Pieter. Ditengah dingin dan heningnya malam pada saat itu, suara antara bass dan cempreng Pieter ketika mengobrol dengan pacarnya di Jakarta memecah keheningan malam. Kami pun langsung tertawa karena selain suaranya yang unik, Pieter menelepon pacarnya dengan berpindah-pindah dari ruang tamu, ke kamar, lalu ke teras depan. Cara bicaranya-lah yang membuat kami tertawa geli sehingga kami belum juga tertidur meskipun telah larut malam dan kami harus beristirahat. Akhirnya, kami mulai tertidur dan Pieter juga selesai menelepon pacarnya.

 Hari ketiga

Setelah beristirahat dengan waktu yang cukup, kami pun bangun, mandi, dan sarapan. Sebelum mas Siu tiba untuk mengantarkan kami menuju dataran tinggi Dieng, kami pun memanfaatkan waktu untuk mempersiapkan semua bawaan kami dan memilih apa saja yang mana yang dianggap boleh dibawa dan yang mana yang tidak perlu dibawa. Begitu mas Siu datang dengan temannya, kami pun langsung berangkat menuju dataran tinggi Dieng. Setibanya disana, kami langsung mengurus registrasi dan melakukan pendataan di pos atau basecamp untuk kepentingan keselamatan kami selama kegiatan pendakian, berkemah, dan kembali turun gunung. Sebelum kami memulai hiking, kami mengisi perut kami terlebih dahulu di warung makan disekitar kawasan wisata Dieng. Setelah kami mengisi perut kami masing-masing, kami kembali berkumpul untuk melakukan final preparation dan berdoa agar kami semua dapat mendaki dan kembali turun gunung dengan selamat. Mulai dari pos 1 yang terletak di kawasan perkebunan milik warga setempat, area menara repeater telekomunikasi, hingga bukit "Teletubbies", kami akhirnya tiba di puncak gunung Prau dengan selamat dan tanpa hambatan. Sebelum beristirahat, kami dengan cepat merakit tenda kami sebelum gelap mulai turun. Kami pun akhirnya mampu mendirikan tenda dengan baik dan mulai mencari kayu untuk menyalakan api unggun untuk memasak makanan dan menghangatkan tubuh yang mulai terasa ngilu akibat mendaki selama 5 jam di tengah udara dingin yang terasa menusuk. Meskipun kami selalu beristirahat ketika mendaki, namun rasa nyeri di kaki saya masih menyisakan sakit dan saya pun tidak bisa membantu Rachman mencari bahan untuk membuat api unggun. Setelah menyalakan api unggun, memasak makanan, dan menghangatkan badan, kami memutuskan untuk memadamkan api dan kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat. Diterangi cahaya langsung dari
Bulan, kami beristirahat melewati malam hari.







Hari keempat

Di pagi hari yang dingin, saya terbangun dengan tubuh menggigil meskipun sudah memakai 1 baju oblong dengan dilapisi 1 jaket penghangat dan 1 jaket parasut outdoor. Wajar suhu pagi hari itu masih terasa menusuk tulang karena masih pukul 7.00 pada saat itu. Pagi hari yang cukup indah itu kami manfaatkan dengan berfoto untuk mengabadikan pemandangan indah dari puncak Gunung Prau di pagi hari. Setelah berfoto, kami mulai menyalakan kembali api untuk membuat sarapan. Setelah menikmati makan pagi, kami akhirnya memberaskan peralatan memasak, membersihkan sampah, dan mulai melipat kembali tenda. Tak lupa kami berkumpul untuk berdoa agar dalam perjalanan menuruni lereng gunung, kami semua diberikan keselamatan oleh Tuhan. Setibanya kami di basecamp, kami melanjutkan perjalanan menuju pemandian air panas yang jaraknya lumayan jauh dari daerah Dieng. Selesai berendam dan mandi di pemandian air panas, kami kembali menuju rumah mas Bodro dan rumah neneknya Fendi untuk mengambil barang-barang yang tidak kami bawa selama mendaki Gunung Prau, dan juga untuk berpamitan dan mengucapkan terima kasih karena telah menyediakan tempat bagi kami selama kami berlibur disana. Dari Wonosobo, kami langsung berangkat menuju Stasiun Purwokerto. Sampai di Stasiun, kami harus menerima kenyataan bahwa tiket kereta hari Sabtu pukul 21.00 dengan tujuan Jakarta sudah habis dan terpaksa kami harus bermalam di Stasiun sambil menunggu kereta dengan keberangkatan hari Minggu pagi pukul 6.30 yang kami pesan. Malam itu saya lewati dengan mendengarkan musik dan sesekali membalas pesan dari orang tua dan pacar yang menunggu di Jakarta.

Hari kelima

Di hari terakhir liburan kami ini, kami akhirnya pulang ke Jakarta dengan tujuan stasiun Senen. Ditengah perjalanan pulang tidak banyak hal yang bisa saya ceritakan karena saya sendiri tertidur cukup pulas dalam perjalanan pulang. Setibanya di Jakarta, tepatnya di Stasiun Senen, kami akhirnya berpencar kembali ke rumah masing-masing. Di hari Minggu itu, saya bersyukur karena saya dan teman-teman sudah diberikan kesempatan untuk menikmati liburan yang tidak akan saya lupakan. Demikian tulisan tentang liburan ini saya buat, Terima kasih.

 

Lingkungan Kita si Mulut Besar oleh Wiji Thukul

Lingkungan Kita si Mulut Besar


lingkungan kita si mulut besar
dihuni lintah-lintah
yang kenyang menghisap darah keringat tetangga
dan anjing-anjing yang taat beribadah
menyingkiri para panganggur
yang mabuk minuman murahan

lingkungan kita si mulut besar
raksasa yang membisu
yang anak-anaknya terus dirampok
dan dihibur film-film kartun amerika
perempuannya disetor
ke mesin-mesin industri
yang membayar murah

lingkungan kita si mulut besar
sakit perut dan terus berak
mencret oli dan logam
busa dan plastik
dan zat-zat pewarna yang merangsang
menggerogoti tenggorokan bocah-bocah
yang mengulum es
limapuluh perak

kampung kalangan-solo, desember 1991

Biografi Steven Gerrard

Steven George Gerrard MBE (lahir di Whiston, Merseyside, Inggris, 30 Mei 1980; umur 35 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Inggris. Dia telah memainkan sebagian besar kariernya di posisi pusat lini tengah, tetapi ia juga pernah diposisikan sebagai second striker, gelandang bertahan, bek kanan, dan pemain sayap kanan.[3][4]
Gerrard, yang telah menghabiskan seluruh kariernya di Anfield, membuat debut pada tahun 1998 dan mendapat tempat permanen di tim utama pada tahun 2000, menggantikan Sami Hyypiä sebagai kapten tim pada tahun 2003. Prestasinya bagi klub meliputi dua Piala FA, tiga Piala Liga, dua Community Shields, satu Liga Champions, satu Piala UEFA, dan dua Piala Super.
Gerrard membuat debut internasional pada tahun 2000, dan sejak itu mewakili Inggris di Kejuaraan Eropa pada tahun 2000 dan 2004, serta Piala Dunia 2006—di mana ia adalah pencetak gol terbanyak tim dengan dua gol—dan Piala Dunia 2010, di mana ia pertama kali menjadi kapten negaranya setelah absennya kapten reguler Rio Ferdinand dalam turnamen karena cedera.[5] Dia menjadi kapten Inggris yang permanen sesaat sebelum Kejuaraan Eropa 2012,[6] di mana ia diangkat dalam Tim UEFA dari Turnamen [7]. Ia menjadi pemain keenam yang memenangkan 100 caps untuk Inggris pada tahun 2012,[8] dan saat ini ada di peringkat ketiga di negara itu.
Gerrard telah digambarkan sebagai "salah satu gelandang Inggris terbesar dalam sejarah, seorang pemimpin sejati, dan seorang pelari tak kenal lelah dengan visi yang luar biasa ... dengan tembakan dari jarak jauh yang ditakuti di seluruh dunia dan pencetak gol produktif untuk seorang gelandang."[9] Gerrard datang sebagai pemain kedua setelah Kenny Dalglish di "100 Players Who Shook The Kop", dalam jajak pendapat penggemar Liverpool, dan datang pertama kali pada tahun 2013.[10][11] Zinedine Zidane mengatakan pada tahun 2009 bahwa ia menganggap Gerrard menjadi pemain sepak bola terbaik di dunia.[12] Pada tahun 2005, Gerrard dihormati sebagai UEFA Club Player of the Year dan memenangkan Ballon d'Or Bronze Award. Ia juga telah ditunjuk untuk menjadi PFA Team of the Year tujuh kali, UEFA Team of the Year dan FIFA World XI sebanyak tiga kali, dan menjadi PFA Players of the Year pada tahun 2006 dan FWA Footballer of the Year pada tahun 2009. Dia sampai saat ini adalah satu-satunya pesepakbola yang pernah mencetak gol di Final Piala FA, Final Piala Liga, Final Piala UEFA dan Final Liga Champions.[13]

Kehidupan awal

Gerrard mulai bermain bersama tim lokal, Whiston Juniors. Dia mendapat perhatian dari pencari bakat Liverpool dan bergabung dengan akademi junior The Reds saat usianya 9 tahDia hanya bermain dalam beberapa pertandingan, karena perkembangannya yang lambat membuat dia hanya bermain dalam 20 pertandingan saat berusia 14 hingga 16.[Diusia 14, Gerrard memperoleh kesempatan bertanding dengan beberapa klub, termasuk Manchester United. Dalam autobiografinya, dia mengatakan "untuk menekan Liverpool agar memberi sayakontrak." selama masa tersebut dia sempat mengalami kecelakaan yang disebabkan garpu taman yang berkarat yang dapat menyebabkan dia kehilangan jari kakinya.Gerrard menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Liverpool pada 5 November 1997.

Gerrard membuat debutnya bersama tim utama Liverpool pada 29 November 1998 di babak kedua menggantikan Vegard Heggem saat berhadapan dengan Blackburn Rovers, dan penampilan pertamanya sebagai starter terjadi dalam Piala UEFA melawan Celta Vigo. Sebagai penganti dari Jamie Redknapp yang cedera, Gerrard bermain dalam 13 pertandingan untuk Liverpool pada musim tersebut.Pada musim 1999-2000 manajer Gérard Houllier menempatkan Gerrard berpasangan dengan Jamie Redknapp sebagai gelandang tengah. Setelah menjadi starter dalam 6 pertandingan awal, Gerrard diturunkan ke dalam bangku cadangan saat derby lokal melawant Everton. Gerrard menggantikan Robbie Fowler pada menit ke 66 namun kemudian dikeluarkan setelah menerima kartu merah pertama dalam kariernya karena pelanggaran terhadap pemain Everton Kevin Campbell di menit ke 90. Di musim tersebut, Gerrard mencetak gol pertamanya untuk tim senior saat menang 4–1 atas Sheffield Wednesday.

Tulang belakangnya sering mengalami masalah. Pada saat itu, banyak wartawan mengabarkan rumor, sehingga fans sempat menduga bahwa mereka tidak akan pernah melihat Gerrard menyelesaikan kompetisi. Namun, manajer Gerard Houllier segera mengambil langkah yang berguna serta membayar spesialis untuk mengatasi masalahnya.list help. Setelah bekonsultasi dengan konsultan odidiagnosisi bahwa masalah Gerrard disebabkan oleh pertumbuhan yang telalu cepat pada tulang belakangnya.Setelah menjalani perawatan dan Liverpool F.C. memastikan bahwa masalah ini tidak akan muncul kembali. Namun kemudian Gerrard mengalami masalah di selangkangannya, dan membutuhkan empat kali operasi untuk mengatasi masalah ini. Kemudian dia pergi ke seorang spesialis asal Perancis untuk mengatasi masalah dengan cederanya, yang diakibatkan pertumbuhan yang terlalu cepat dan terlalu sering bermain bola saat kecil.

Perjuangan dan ketidakpastian

Di musim "treble" 2001, Gerrard meningkat menjadi pemain yang berpengaruh di tim Liverpool dimana dia menjadi semakin matang dan permasalah dan dengan cederanya semakin berkurang. Dia menjadi bagian penting saat Liverpool bertanding dalam musim kompetisi 2001-2002 dimana dalam klansemen akhir, Liverpool menempati peringkat kedua dengan raihan nilai terbanyak dalam satu dekade terakhir. Selama musim tersebut, Houllier mengalami masalah dengan kesehatan jantung yang mengharuskannya untuk menjalani operasi. Pada saat Liverpool diprediksi untuk kembali berkibar dalam pesepakbolaan Inggris, namun setelah Houllier sakit, Liverpool mengalami kemerosotan. Penampilan tim kembali meningkat setelah Gerrard dan Michael Owen menjadi bintang yang menjadi inspirator untuk meraih kemenangan.

Gelar

Bersama Liverpool

Individual

sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Steven_Gerrard
              https://id.wikipedia.org/wiki/Steven_Gerrard
 


Sabtu, 30 Mei 2015

Desain dan Struktur Organisasi Kelompok 3

Pentingnya Struktur dan Desain Organisasi     Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya. Hal ini tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja dan individunya menurut cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu menggunakan tipe dan jumlah risorsis dengan tepat (misalnya uang, material, orang) untuk mencapai tujuan.2. Beberapa Pendekatan Dalam Proses Departementalisasi            Departementalisasi merupakan proses penentuan bagian bagian dalam organisasi yang akan bebrtanggungjawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam mendesain organisasi, khusunya dalam proses departementalisasi, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu:    a.Pendekatan FungsionalBerdasarkan pendekatan ini, proses departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti dijalankan dalam sebuah organisasi.     b.Pendekatan ProdukBerdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi.    c.Pendekatan PelangganBerdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan karateristik pelanggan yang menjadi sasara pelanggan dari organisasi.    d.Pendekatan GeografisPenetuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan wilayah geografis di mana organisasi beroperasi.   e.Pendekatan MatriksPendekatan departementalisasi terakhir yang diperkenalkan adalah pendekatan matriks. Pendekatan ini pada dasarnya merupaka n proses departementalisasi yang menggabungkan antara pendekatan fungsional  dengan  pendekatan lain, misalnya berdasarkan proyek tertentu, produk tertentu, ataupun berdasarkan pendekatan lainnya.3. Model-model desain organisasi    Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputu¬san dan besaran satuan kerja.Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.A. Desain Organisasi Mekanistik.B. Desain Orgranisasi Orgranik.Kesimpulan Kesimpulan nya Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya. Hal ini bertujuan untuk tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja dan individunya menurut cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu menggunakan tipe dan jumlah dengan untuk mencapai tujuan

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi (kelompok 1)

Nama : Justin Nathanael Jacobs
NPM :14113739
Difinisi dan Dasar pengambilan keputusanPengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen. Menurut  Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan:a) Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer “intelligence,” Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.b) Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.c) Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.Sedangkan Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan, yaitu:a) Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.b) Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada as mendesain solusi yang baru.c) Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: denganpenilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada.Jenis-jenis pengambilan keputusana)      Gaya DirektifPembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah.b)     Gaya AnalitikPembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang  kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu.c)      Gaya KonseptualPembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial.d)     Gaya PerilakuPembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan1.      Posisi/ kedudukanDalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut.–          Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).–          Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.     MasalahMasalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.     SituasiSituasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.     KondisiKondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.     TujuanTujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.Implikasi ManajerialImplikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas (borderless).Struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan iitu berada.

Kesimpulan Materi Kelompok 5 (Budaya, Kreatifitas, dan Proses Inovasi)

Tugas Individu Teori Organisasi Umum 2

Disusun oleh :
 Justin Nathanael Jacobs 14113739



 1. Pengertian dan fungsi Budaya OrganisasiMenurut Robbins (2006), definisi budaya organisasi yaitu “Sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain” (h.721). Setiap organisasi merupakan sistem yang khas, sehingga organisasi mempunyai kepribadian dan jati diri sendiri. Oleh karena itu setiap organisasi pasti memiliki budaya yang khas pula.Jadi pengertian budaya organisasi dapat disimpulkan sebagai nilai-nilai dominan yang disebarluaskan didalam organisasi sebagai filosofi kerja suatu organisasi, sehingga dapat membentuk perilaku anggota organisasi dalam melaksanakan tugasnya.Fungsi Budaya OrganisasiMenurut Robbins (2006) “….budaya menjalankan sejumlah fungsi didalam organisasi, yaitu:1. Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.2. Budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi.3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang.4. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial.5. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.6. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan” (h.725).Peran Budaya OrganisasiMenurut Wirawan (2007), “Peran budaya organisasi terhadap organisasi, anggota organisasi, dan mereka yang berhubungan dengan organisasi, yaitu:Identitas OrganisasiMenyatukan OrganisasiReduksi KonflikKomitmen Kepada Organisasi dan KelompokReduksi KetidakpastianMenciptakan KonsistensiMotivasiKinerja Organisasi Keselamatan Kerja Sumber Keunggulan Kompetitif2. Tipopologi Budaya OrganisasiTujuan tipologi ini menunjukkan aneka budaya organisasi yang mungkin ada di realitas. Kajian mengenai tipologi budaya organisasi ini sangat bervariasi. Tipologi budaya organisasi dapat diturunkan dari tipologi organisasi. 1. Organisasi Koersifadalah organisasi di mana para anggota organisasi harus mematuhi apapun peraturan yang diberlakukan.2. Organisasi Utilitarianadalah organisasi di mana para anggota diperlakukan secara adil dalam pekerjaan dan hasil sesuai dengan standart atau ketentuan yang yang disepakati bersama oleh anggota organisasi3. Organisasi Normatifadalah organisasi di mana para anggota organisasinya memberikan kontribusi tinggi pada komitmen karena menganggap organisasi adalah sama dengan tujuan diri mereka sendiri.